RujakCengor -- Gempa mereda, tim penyelamat mencapai reruntuhan rumah seorang wanita muda, mereka melihat mayatnya melalui celah-celah. Mayat wanita tersebut dalam posisi tertelungkup layaknya yang menyembah. Tubuhnya condong ke depan, Kedua tangan menahan suatu. Reruntuhan rumah menimpa bagian punggung dan kepalanya.
Pemimpin tim penyelamat meletakkan tangannya melalui celah sempit di dinding untuk menggapai tubuh wanita tersebut. Dia berharap bahwa wanita ini masih hidup. Namun, tubuh wanita tersebut sudah dingin dan kaku yang mengisayaratkan kalau wanita tersebut telah meninggal.
Dia dan seluruh tim penyelamat meninggalkan reruntuhan rumah tersebut dan akan menyusuri reruntuhan bangunan berikutnya untuk menemukan korban selamat. Pemimpin tim penyelamat merasa ada kekuatan yang mendorong dia untuk kembali ke reruntuhan rumah wanita tadi yang sudah meninggal. Dia berlutut dan gunakan tangannya mesuk di celah-celah sempit untuk mencari tahu pasti benda yang berada di bawah mayat wanita tersebut. Spontan dia berteriak.
“A ! Ada seorang anak !"
Seluruh tim penyelemat bekerja bersama-sama. Sangat hati-hati mereka menyingkirkan tumpukan benda-benda reruntuhan di sekitar wanita tersebut.
Benda yang ditelungkupi wanita tersebut ternyata seorang bayi. Seorang bayi berusia 3 bulan yang terbungkus dalam selimut motif bunga di bawah tubuh wanita yang sudah meninggal tersebut yang tak lain adalah ibinya.
Bayi tersebut masih tidur pulas saat pemimpin tim mengangkatnya. Dokter medis datang dengan cepat memeriksa kondisi bayi tersebut.
Pemimpin tim penyelamat membuka selimut, ia melihat sebuah ponsel di dalam selimut. Ada pesan teks pada layar ponsel tersebut.
“Jika engkau dapat bertahan hidup, engkau harus ingat bahwa aku mengasihi mu”
Banyak yang ingin tahu teks pada Ponsel tersebut, berpindah dari satu tangan ke tangan lain. Setiap orang yang membaca pesan tersebut menangis.
![]() |
Kondisi Sang Bayi saat sudah di tangan medis, merdeka.com |
SUMBER
Tulisan ini aku sadur dari portal tionghoa.info postingan
No comments:
Post a Comment